Media Massa dan “Perang” Opini

Oleh Enjang Muhaemin

Perkembangan pesat teknologi komunikasi telah mengubah kehidupan manusia di belahan dunia manapun. Peran media massa dengan segala kekuatan dan pengaruhnya diyakini banyak pakar telah berhasil mengubah banyak hal. Bukan hanya dalam masalah berpakaian, berperilaku, dan berniaga semata, tetapi juga dalam soal-soal lain yang jauh lebih besar, dari mulai pemerintahan, perekonomian, politik, hingga keamanan dan pertahanan.

Era informasi dan globalisasi, kini memang merambah dunia manapun. Tak di kota tak di desa, dengan ‘senjata’ media massa, semuanya terjamah dengan begitu mudahnya. Pesan-pesan media massa dengan begitu cepatnya diserap dan diterima masyarakat luas. Media massa telah sukses menyampaikan ratusan bahkan ribuan informasi dalam setiap harinya, yang mustahil terjadi pada zaman sebelumnya. Banjir informasi menjadi tak terelakkan. Beragam pilihan media juga tersedia dengan begitu banyaknya.

Sebagai kekuatan dahsyat di era global, pengaruh media massa memang sudah tak terbantahkan lagi. Pemeo “siapa membaca apa”, “siapa mendapat informasi apa”, paling tidak menyiratkan pentingnya peran media dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Diakui atau tidak, keberadaan media massa -- baik cetak maupun elektronik – dalam era yang haus informasi ini dipandang sebagai kekuatan perkasa di dalam membagun masyarakat yang lebih kritis, cerdas, dan memiliki kearipan yang tinggi.

Kebergantungan masyarakat terhadap media massa tak urung melahirkan kian menjamurnya media massa di berbagai segmen masyarakat. Dari mulai yang berskala kecil hingga media massa yang memiliki jaringan luas dan berkekuatan politis yang besar. Dari mulai media politik, ekonomi, budaya, ekonomi, agama, dan bidang kehidupan lainnya. Bahkan, diduga kuat, kedigjayaan dunia-dunia maju saat ini, juga ditopang oleh kehadiran media massa yang mereka miliki. Bukan hanya kuantitasnya yang luar biasa, tetapi juga didukung daya pengelola media massa yang berkualiats, memadai, dan mumpuni.

Fenomena di negara-negara berkembang—untuk tidak menyebut negara terbelakang—justru terjadi sebaliknya. Bukan hanya kuantitasnya yang terbatas, tapi juga sisi kualitasnya yang masih jauh tertinggal. Tidak aneh bila kemudian dalam percaturan dunia internasional, negara-negara berkembang kian terbelakang. Negara-negara Barat, misalnya, dengan kekuatan informasi dan opini yang dibangun media massa yang mereka miliki kian hari kian maju. “Hebatnya” lagi mereka bukan hanya mampu menyusun dan merancang opini, tetapi juga telah berhasil mengubah opini dunia.

Dalam konteks inilah, “perang” opini di level internasional yang diperankan media massa tak bisa dianggap dengan sebelah mata. Tak aneh bila seorang pengamat media berkaliber internasional, Ziauddin Sardar pernah mengungkapkan: “Informasi merupakan kekuatan baru dalam era sekarang. Barang siapa yang menguasai informasi, maka ia akan menguasai dunia.” Media massa dengan informasi dan opininya, tak ubahnya senjata dan amunisi di masa perang, yang mampu membidik sasaran dengan mudah dan mematikan.

Penulis, Dosen Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung 

______________

Diposkan Oleh Kampus Kita Oke -- Lentera Dakwah

Enjang Muhaemin Kesediaan Anda membaca artikel Media Massa dan “Perang” Opini. merupakan kehormatan bagi saya. Anda diperbolehkan mengcopy-paste atau menyebarluaskan artikel ini, dan jangan lupa meletakkan link di bawah ini sebagai sumbernya.

:: SILAKAN KLIK DAN BACA TULISAN LAINNYA ::

Diposting oleh Kampus Kita Oke
Lentera Dakwah Updated at: Kamis, Oktober 21, 2010